Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Wahai saudaraku Allah telah
berfirman melalui Hadist Qudsi bahwa ,
barangsiapa yang menolong orang yang sedang kesusahan, maka Allah akan
menolongnya disaat dia ditimpa kesusahan .
Barangsiapa yang senantiasa memperhatikan orang lain dalam hal kebaikan
, maka Allah pun akan berbuat sama terhadapnya .
Barangsiapa yang senantiasa mengeluarkan sebagian hartanya walau
hidupnya susah, maka Allah akan menggantikannya dengan berlipat ganda disaat
dia ditimpa kesusahan .
Barangsiapa yang senantiasa memperhatikan perintahNya dan laranganNya
maka Allah pu akan memperhatikan dirinya, melindunginya dan mencukupi segala
kebutuhannya .
Bila anda mendekati Allah maka Allah pun akan lebih dekat kepada anda.
Bila anda mendekati Allah sejengkal , maka Allah akan mendekati anda
sehasta .
Bila anda mendekati Allah dengan merangkan, maka Allah akan mendekati
anda dengan berjalan.
Bila anda mendekati Allah dengan berjalan , maka Allah akan mendekati
anda dengan berlari .
Dan bila Allah sudah dekat dengan anda, maka hati anda akan merasa
tentram, jiwanya akan kokoh ,
dan Dia akan memberikan rezeki secara tiba – tiba , tidak tahu datangnya
dari arah mana .
Artinya tidak akan terjangkau oleh akal dan fikiran manusia .
Subhanallah .
Wahai saudaraku seandainya manusia semua orang telah sadar diri dengan
mengeluarkan zakatnya , dan menyadari bahwa hal itu adalah suatu kewajiban ,
perintah dari Allah , maka bila dikelola dengan benar , akan mejadi sumber
perekonomian alternative yang potensial .
Untuk itu sebagai pengelola zakat ini harus benar – benar orang yang
jujur, penih tanggung jawab dan benar – benar amanah .
Maaf pada umumnya mereka melakukan hal ini adalah karena dijadikan
sebagai lahan kerja bukan lahan ibadah ..
Bila dijadikan lahan kerja maka memerlukan upah , bila tidak ada upahnya
maka tidak jalan . Tapi bila dijadikan lahan ibadah maka tidak memikirkan upah
, tapi memikirkan bagaimana agar amanah yang dititipkan kepadanya itu bisa
sampai kepada tujuannya dan perbuatannya itu mendapatkan rido Allah .
Bukan hal zakat saja , termasuk badan pengurus masjid juaga sama .
Mereka mau bekerja karena ada upahnya , bila tidak ada maka tidak dikerjakannya
.
Tapi bila mmasjid dijadikan sebagai lahan ibadah, maka tidak diberipun
tidak mengapa, karena yakin Allah akan memberikan rezekinya dari jalan lain .
Namun unuk mencar orang – orang yang seperti ini di zaman sekarang ,
pasti akan sulit dicari .
Di suatu kota tidak saya sebutkan
namun fakta yang nyata , anak-anak yang hanya belajar Iqra seminggu tiga kali
harus membayar Rp.250rb/bln . Lalu bagaimana bila diantara mereka ada anaknya
orang miskin, maka tidak dapat belajar Iqra , karena ini sudah aturan.
Ada lagi bila keluarga si fulan meninggal dunia kemudian dia mendatangi
orang yang biasa membaca Al Qur’an dimanta untuk baca Al Qur’an sebanyak tiga
kali katam di atas kuburan si mayit selama tujuh hari.
Maka terjadilah tawar menawar kaya orang dagang . Etelah positip sekali
katam Rp1,5 juta maka dlam tujuh hari sang pembaca Qur’an memperoleh upah Rp.
4,5 juta . Lalu bagaimana bila orang miskin ingin melakukan hal yang sama .
Nauduzu billaahi min dzaalik .
Dan tidak tanggung – tanggung
untuk membaca Qur’an itu sudah dibuatkan saung yang permanen dari pipa
besi dan pelat baja , dan listriknya mengambil dari semuah
masjid…..astaghfirullah.
Setelah kami tanyakan hal tersebut , mereka menjawan disini sudah biasa
pak , jadi sudah gak aneh .
Maaf uraian yang terakhir itu hanya contoh yang buruk , jadi jangan
diikuti. Tujuannya agar kita bisa membedakan antara niat yang baik karena Allah
dan niat berbuat kebaikan tapi agar mendapatkan pujian dari manusia Wallaahu
a’lam bish shawab .
Semoga uraian ini bermanfaat untuk kita semua. Insya Allah . Aaaaamiin.
Wassalamu'alaikum warahmatullahiwabarakaatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar