Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
BIsmillaahirrahmaanirrahiim.
Wahai
saudaraku Isra’ dan Mi’raj adalah salah
satu peristiwa yang paling besar yang dialami oleh salah seorang manusia
pilihan se dunia, yaitu Nabi Muhammda saw.
Tidak ada manusia
lainnya sejak zaman dulu sampai sekarang yang mengalami peristiwa tersebut ,
kecuali hany a beliau .
Peristiwa Isra’
dan Mi’raj ini terjadi di bulan Rajab tepatnya tanggal 27 Rajab . Perjalanan di
malam hari dimulai dari Masjidil Haram
di Mekkah ke Masjidil Aqsha di Jerusalem , Palestina .
Selanjutnya
perjalanan beliau dilanjut ke tujuh petala langit , hingga ke Sidratul Muntaha
, diteruskan ke Mustawa .
Mustawa adalah
suatu tempat yang tidak bisa dijangkau oleh kecanggihan teknologi manapun .
Mustawa adalah
suatu pelataran yang tidak diketahui hakikatnya oleh siapapun kecuali Nabi saw
bersama Allah swt . Setelah itu beliau kembali lagi ke Masjidil Haram .
Pada malam itu Allah swt menampakkan cahaya Dzat –Nya di
hadapan Nabi saw , dan melimpahkan samudra karunia dan kenikmatan-Nya dalam
tempo yang sangat singkat .
Perjalanan Isra’
dan Mi’raj Nabi saw pada puncak
tertinggi Nabi saw adalah saat enghadap wajah Allah swt . Dapat
diilustrasikan bahwa ini suatu perjalanan yang sangat penting.
Dan perjalanan
ini dikahiri dengan suatu peristiwa yang sangat mantap dalam hati sanubari
yaitu menghadap ( audience ) kepada Kepala Negara dari negeri yang dikunjungi ,
sebagai pemegang puncak kekuasaan dalam negeri tersebut .
Begitu pula
perjalanan Nabi saw yang begitu misterius dan begitu monumental yang sangat
tinggi nilainya .
Peristiwa
tersebut diakhiri dengan peristiwa puncak dari segalanya , yaitu audience
menghadap secara langsung kepada Allah swt Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung .
Kedudukan Allah
tersebut dikenal dengan nama Sidratul Muntaha , di dalam selubung suasana suci
dalam lautan cahaya keagungan Ilahi Rabbi yang tidak diketahui tempat dan
waktunya .
Pertemuan antara
Nabi saw dengan Allah swt merupakan pertemuan syakral dan penuh kesyahduan. Dan
pertemuan ini tidak bisa digambarkan oleh manusia , kecuali hanya oleh Allah
dan rasul-Nya .
Dalam dialog suci
dengan Allah , beliau menerima perintah shalat lima waktu dalam sehari semalam.
Perintah shalat ini sangat berbeda dengan perintah ibadah yang lainnya , Karena
shalat adalah perintah langsung dari Allah swt dalam suasana suci, syakral dan
agung .
Peristiwa Isra’
dan Mi’raj ini hendaknya mampu menggerakkan kita untuk merenungi kejadian
tersebut di dalam menilai dengan intelektualitas kita tentang masalah kebenaran
.
Sehingga kita sadar
betul sebagai makhluk yang sangat lemah memiliki banyak keterbatasan . Walaupun
di antara kita ada yang bisa menyampaikan dan menjelaskan tentang masalah
shalat.
Itu hanya sebatas
kemampuan apa yang telah dipelajarinya dan dikajinya dan dijalaninya . Karena
dia tidak mungkin bisa menjelaskannya tanpa mengalami sendiri cara ritualnya .
Sebab betapapun
tingginya ilmu pengetahuan seseorang , itu baru sedikit ilmu yang Allah berikan
kepadanya .
“ Wa maa uu tii
tum minal ‘ilmi illaa qaliilan “ Yang
artinya “ Dan tidaklah kamu diberi
pengetahuan melainkan hanya sedikit “ QS
Al Isra [ 17 ] : 85 .
Semoga Allah
menganugarahkan rahmatNya , taufik dan hidayahNya kepada kita semua .
Aaaaamiin.