Rabu, 29 November 2017

HIKMAH ISRA’ DAN MI’RAJ

Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
BIsmillaahirrahmaanirrahiim.



Wahai saudaraku  Isra’ dan Mi’raj adalah salah satu peristiwa yang paling besar yang dialami oleh salah seorang manusia pilihan se dunia, yaitu Nabi Muhammda saw.
Tidak ada manusia lainnya sejak zaman dulu sampai sekarang yang mengalami peristiwa tersebut , kecuali hany a beliau .
Peristiwa Isra’ dan Mi’raj ini terjadi di bulan Rajab tepatnya tanggal 27 Rajab . Perjalanan di malam hari dimulai dari Masjidil Haram  di Mekkah ke Masjidil Aqsha di Jerusalem , Palestina .
Selanjutnya perjalanan beliau dilanjut ke tujuh petala langit , hingga ke Sidratul Muntaha , diteruskan ke Mustawa  .
Mustawa adalah suatu tempat yang tidak bisa dijangkau oleh kecanggihan teknologi manapun .
Mustawa adalah suatu pelataran yang tidak diketahui hakikatnya oleh siapapun kecuali Nabi saw bersama Allah swt . Setelah itu beliau kembali lagi ke Masjidil Haram .
Pada malam  itu Allah swt menampakkan cahaya Dzat –Nya di hadapan Nabi saw , dan melimpahkan samudra karunia dan kenikmatan-Nya dalam tempo yang sangat singkat .
Perjalanan Isra’ dan Mi’raj Nabi saw pada puncak  tertinggi Nabi saw adalah saat enghadap wajah Allah swt . Dapat diilustrasikan bahwa ini suatu perjalanan yang sangat penting.
Dan perjalanan ini dikahiri dengan suatu peristiwa yang sangat mantap dalam hati sanubari yaitu menghadap ( audience ) kepada Kepala Negara dari negeri yang dikunjungi , sebagai pemegang puncak kekuasaan dalam negeri tersebut .
Begitu pula perjalanan Nabi saw yang begitu misterius dan begitu monumental yang sangat tinggi nilainya .
Peristiwa tersebut diakhiri dengan peristiwa puncak dari segalanya , yaitu audience menghadap secara langsung kepada Allah swt Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung .
Kedudukan Allah tersebut dikenal dengan nama Sidratul Muntaha , di dalam selubung suasana suci dalam lautan cahaya keagungan Ilahi Rabbi yang tidak diketahui tempat dan waktunya .
Pertemuan antara Nabi saw dengan Allah swt merupakan pertemuan syakral dan penuh kesyahduan. Dan pertemuan ini tidak bisa digambarkan oleh manusia , kecuali hanya oleh Allah dan rasul-Nya .
Dalam dialog suci dengan Allah , beliau menerima perintah shalat lima waktu dalam sehari semalam. Perintah shalat ini sangat berbeda dengan perintah ibadah yang lainnya , Karena shalat adalah perintah langsung dari Allah swt dalam suasana suci, syakral dan agung .
Peristiwa Isra’ dan Mi’raj ini hendaknya mampu menggerakkan kita untuk merenungi kejadian tersebut di dalam menilai dengan intelektualitas kita tentang masalah kebenaran .
Sehingga kita sadar betul sebagai makhluk yang sangat lemah memiliki banyak keterbatasan . Walaupun di antara kita ada yang bisa menyampaikan dan menjelaskan tentang masalah shalat.
Itu hanya sebatas kemampuan apa yang telah dipelajarinya dan dikajinya dan dijalaninya . Karena dia tidak mungkin bisa menjelaskannya tanpa mengalami sendiri cara ritualnya .
Sebab betapapun tingginya ilmu pengetahuan seseorang , itu baru sedikit ilmu yang Allah berikan kepadanya .
“ Wa maa uu tii tum minal ‘ilmi illaa qaliilan “   Yang artinya  “ Dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan hanya sedikit “  QS Al Isra [ 17 ] :  85 .

Semoga Allah menganugarahkan rahmatNya , taufik dan hidayahNya kepada kita semua . Aaaaamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

461 . BAGI YANG ISLAM. TAK DIBACA SAYANG.

Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaath. Bismillaahirrahmaanirrahiim. Selepas Malaikat Israfil meniup sangkakala (bentuknya ...