Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh .
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Secara
literal sabar (shabr) berarti menahan
atau menanggung.
Dalam perspektif
tasawuf sabar
berarti menjaga adab dihadapan
musibah yang menimpanya, karena musibah itu tidak ada yang tahu kapan terjadinya.
Dan musibah itu bisa saja datang kepada setiap orang yang dikehendaki oleh Allah swt.
Selalu
tabah dalam menjalani perintah Allah dan
menjauhi larangan-Nya,. . Keimanan manusia itu terjadi pasang surut.
Disaat rajin maka hampir segala kegiatan ibadah dilaksanakan baik yang wajib maupun yang sunahnya, termasuk berpuasa dan membaca Al Qur'an.
Namun disaat iman sedang surut, jangankan untuk melaksanakan solat malem, solat wajib saja terasa amat berat untuk melakukannya.
Disinilah dibutuhkan kesabaran agar tetap mlaksanakanagar tidak tertinggal.
Termasuk solat malempun juga begitu. Sudah bangun tidur di malem hari. Sampai dipaksa harus buang air kecil [ kencing ], selesai itu hanya tinggal berwudhu saja kok susah banget
Maka kalau tidak ada kesabaran pasti tidur lagi. Namun tetap bisa berwudhu, melaksanakan solat malem walaupun sambil terkantuk - kantuk.
Serta tabah
pula dalam menghadapi setiap peristiwa tanpa memperlihatkan keputusasaan .
Baik peristiwa itu yang cocok dengan selara hati ataupun yang bertentangan dengan selera hati.
Sabar akan
menjadi penolong. Dengan
sabar, seseorang
tidak akan mengambil jalan pintas.
Banyak
orang menghalalkan segala cara tidak peduli apakah dengan cara halal ataukah cara haram .
Sabar hanya
menjadi lip service. Sabar
seolah-olah barang langka.
Padahal,orang
yang bersabar merupakan
aset yang tak terkira nilai dan harganya.
Zaman sekarang,orang
serba ingin instan.
Hal ini
sesuai dengan firman allah pada QS Al-Baqarah:45.
وَاسْتَعِيْنُوا بِاالصَّبْرِ وَالصَّلَوَاةِ.وَاِنَّهاَ لَكَبِيْرَةٌ اِلاَّ عَلَى الْخَاشِعِيْنَ
“Jadikanlah sabar dan sholat
sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya
yang demikian itu sungguh berat, kecuali
bagi orang-orang yang khusyu’.”
Orang yang khsyu itu bukan masalah konsentrasi , akan tetapi selalu setiap apa yang akan dilakukannya itu tetap ingat kepada Allah , apakah sesuai ataukah tidak dengan aturan Allah swt.
Rasulullah saw bersabda ,
”Sabar
(yang sebenarnya) itu adalah pada saat menghadapi cobaan yang pertama.”
(HR.Bukhari,Turmudzi dan Nasa’i).
Cobaan yang pertama itu maksudnya baru pertama mengalaminya sehingga membutuhkan pemikiran dan usaha yang ekstra untuk menghadapi dan mengatasinya.
Bila peristiwa itu terulang kembali , maka sudah ada pengalaman sebelumnya sehingga agak mudah untuk menyelesaikannya.
Semoga uraian ini bermanfaat untuk kita semua. Insya Allah . Aaaaamiin.
Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar