Assalamu’alaikum
Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Diriwayatkan dari Abu
Hurairah, bahwasanya ada seseorang berkata
kepada
Nabi Saw.
“Berilah
saya nasihat.” Kemudian beliau bersabda, “Janganlah marah.”
Orang itu
terus mengulang-ulang permintaannya dan beliau tetap menjawab,
“Janganlah
marah.”
(HR.
Bukhari).
Jika
kita ingin menjadi orang mulia, maka kendalikanlah amarah.
Kita
ingin menjadi ahli surga, salah satu kuncinya adalah mengendalikan amarah.
Jika
kita adalah seorang pemimpin, maka janganlah kita mudah marah.
Seseorang
yang mudah mengumbar amarah, akan semakin jauh dari keberhasilan.
Seorang
suami pemarah akan merusak suasana rumah tangganya. Istri akan merasa tertekan
dan anak-anak pun akan menjadi korban.
Mereka
bahkan bisa depresi karena suasana yang tidak nyaman di rumahnya, tempat yang seharusnya
menjadi tempat paling aman dan nyaman bagi mereka.
Apalagi
yang biasanya menjadi target pelampiasan kemarahan seorang suami adalah istri dan anak-anaknya.
Jika
seorang suami bersikap demikian, maka sesungguhnya ia sudah berbuat dhalim
dalam mengemban amanah sebagai pemimpin keluarga.
Rasulullah
Saw bukanlah seorang pemarah. Beliau adalah pribadi yang sangat
dicintai
keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan umatnya karena keluhuran akhlaknya.
Rasulullah Saw adalah pribadi yang penuh kelembutan dan kasih sayang. Hubungan
beliau dengan sesama dijalin atas dasar keimanan.
Setiap masalah selalu
diselesaikan dengan cara-cara terbaik. Beliau mendahulukan kebijaksanaan bukan
kemarahan.
Seorang
pedagang yang emosional akan ditinggalkan pembeli dan banyak rugi karena
keputusan bisnis diambil dalam keadaan penuh emosi, tanpa menggunakan logika
sehat.
Jika
demikian, saat terjadi suatu kesalahan, maka dia akan mencari kambing hitam.
Dia akan menyalahkan orang lain atas kesalahan yang dilakukannya sendiri.
Seorang
pemimpin yang ingin menjalin hubungan sinergis dan harmonis dengan masyarakat
yang dipimpinnya, perlu memiliki kemampuan dan kemaua mengendalikan
potensi amarahnya.
Seorang
anak yang ingin sukses dalam pendidikan dan ingin disayangi oleh kedua orang
tuanya, ia pun perlu memiliki keterampilan untuk terbiasa tidak mudah mengumbar
amarah.
Semoga
uraian ini bermanfaat untuk kita semua.
Insya Allah . Aaaaamiin.
Wassalamu’alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar