Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Wahai saudaraku salah satu
penyakit manusia adalah berburuk sangka terhadap yang lainnya , apalagi bila orang
tersebut dibencinya .
Siapapun orangnya bila di
dalam hatinya sudah berprasangka buruk , dendam , iri , dengki , maka sudah
dapat dipastikan apa yang dipandangnya semuanya pasti buruk.
Padahal banyak orang lain yang menilai baik terhadap orang tersebut ,
namun ia tetap saja menduga buruk .
Walaupun ia berbuat baik ,
tetap saja dianggapnya masih buruk, apalagi bila ia berbuat buruk, maka hinaan
dan celaannya pasti akan lebih buruk lagi.
Sesungguhnya yang bisa
menilai baik atau buruk, benar atau salahnya seseorang itu hanya Allah sendiri .
Tidak ada seorangpun yang tahu, kecuali hanya Allah swt.
Baiknya seseorang terhadap
orang lain itu bisa jadi karena dirinya ada kepentingan pribadi atau golongannya
sendiri .
Andaikan ia berbuat baikpun
pasti suatu saat akan meminta imbalan balas jasanya . Mereka tidak ada rasa malu
kepada Allah bahwa sejak ia masih dalam rahim sampai dewasa saat ini siapa yang
memeliharanya ?
Orang tua juga hanya
perantara saja . Semuanya adalah perbuatan Allah, dan Allah tidak meminta imbalan
sedikitpun , tidak meminta ganti rugi sepeserpun .
Sekolahpun sama para guru
mengajarkan ilmunya itu harus dibayar , tidak dibayar mana mau mereka akan
mengajar .
Tidak ada zaman sekarang
yang gratisan itu, berbeda zaman sebelum kemerdekaan, banyak para penduduk yang
rela hati berjuang , berkorban, taruhannya nyawa hanya ingin negri ini bebas
dari para penjajah , bebas dari tenanan manapun.
Itulah dalam Pembukaan
Undang Undang dasar 1945 menjelaskan bahwa Kemerdekaan itu adalah hak segala
bangsa .
Oleh sebab itu maka penjajahan di muka bumi ini harus dihapuskan
karena tidak sesuai dengan Perikemanusiaan dan Perikeadilan .
Penjajah asing sudah pergi
,musuhnya sudah jelas. Sekarang yang paling sulit adalah penjajah yang berasal
dari negri kita sendiri .
Mereka yang sudah dipilih
jadi pemimpin, gajihnya pasti besar , tapi kenapa masih juga melakukan korupsi
dan manipulasi .
Bila diperiksa jelas susah
mencari datanya , karena segala yang bocor itu tidak ada kwitansinnya sebagai
tanda bukti pengeluarannya .
Dan yang berada paling
bawah sebagai ujung tombak , tetap harus mempertanggung jawabkan sesuai dengan
data yang awal dikeluarkan.
Maka satu satunya jalan
adalah melakukan manipulasi data . Bila
ketahuan maka ia celaka dan masuk
penjara.
Yang menerima bocoran pura pura tidak tahu, hanya paling juga berkata
itu sih sudah salahnya sendiri kenapa ia berdusta.
Marilah kita simak firman
Allah di dalam QS Al Hujurat [ 49 ] : 12
yaitu :
يَاأَيُّهَاالَّذِينَآمَنُوااجْتَنِبُواكَثِيرًامِّنَالظَّنِّإِنَّبَعْضَالظَّنِّإِثْمٌۖوَلَاتَجَسَّسُواوَلَايَغْتَببَّعْضُكُمبَعْضًاۚأَيُحِبُّأَحَدُكُمْأَنيَأْكُلَلَحْمَأَخِيهِمَيْتًافَكَرِهْتُمُوهُۚوَاتَّقُوااللَّهَۚإِنَّاللَّهَتَوَّابٌرَّحِيمٌ
Yang artinya adalah ,
" Hai orang-orang yang beriman, jauhilah
kebanyakan purba-sangka (kecurigaan),
karena sebagian dari
purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah
menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging
saudaranya yang sudah mati ? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha
Penyayang “ .
QS. AL-Al-Hujarat [49]:12
Wahai saudaraku ayat ini yang memiliki keterkaitan secara langsung dengan tema menutup aib.
Berawal dari ketertarikan
untuk membicarakan orang lain. Ketika membicarakan orang lain tidak didasari dengan
rasa menghormati kepada sesama manusia ditambah dengan buruk sangka maka perbuatan
“menggunjing”membicarakan orang lain
sudah dimulai.
Berlatar ketidak sukaan
sedikit demi sedikit aib orang lain pun disingkap. Perbuatan ini sangat buruk,
keburukan ini disandingkan dengan keburukan memakan bangkai saudaranya .
Satu satunya jalan untuk
menghindari prasangka buruk adalah dengan banya mengkaji diri, koreksi diri,
mawas diri , bercermin diri.
Bila masih juga dilakukan
maka bisa jadi hatinya sudah mati , sehingga pola pikirnya juga ikut mati .
Orang yang semacam ini
jelas hatinya lebih keras daripada batu . Batu saja masih bisa menyeap air bila
terkena air.
Hati manusia bila sudah lebih keras dari batu maka kebenaran yang dating
dari manapun , nasehat apapun yang datang, tetap saja hatinya akan menolak wallaahua’lam .
Semoga uraian ini bermanfaat untuk kita semua. Insya Allah .
Aaaaamiin.
Wassalamu’alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar