Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Allah swt berfirman di
dalam QS Ali Imran [ 3 ] : 185 yaitu ,
" Kullu nafsin dzaa iqotul maut ,
wa innamaa tuwaffauna ujuurokum yaumal qiyaamah ,
fa man zuhziha 'aninnaari
wa ud khilal jannata faqod faaz ,
wa mal hayaatud dunyaa
illaa mataa'ul ghuruur "
Yang artinya adalah
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.
dan
Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa
dijauhkan dari neraka
dan dimasukkan ke dalam syurga,
Maka sungguh ia telah
beruntung. kehidupan dunia itu
tidak lain hanyalah kesenangan yang
memperdayakan.”
(QS. Ali Imran (3) :
185)
Berkali-kali Allah
menekankan masalah ini. Terutama ayat-ayat Makiyah.
Sebelum menekankan akhir
dari kehidupan pertama manusia, yaitu masalah ajal.
Karena dengan menekankan
masalah ajal, kita selalu ingat terhadap
titik akhir dan titik nadir kemana kita bergerak,
meniti jejak, dan berjalan.
Apa yang paling menggoda
dan membuat terlena, tergoda dan tertipu. Salah satunya, karena ajal
tidak diketahui.
Akhir kehidupan tidak
pernah didefinisikan secara detail sebelumnya. Nikmat kesesaatan, nikmat
kemudahan, seringkali membuat orang
tidak menyadari hidup kelak akan berakhir.
Al-Quran berkali-kali
memberikan setressing tentang masalah ajal memberikan titik tekan masalah kematian.
Sesungguhnya yang di
inginkan oleh Al-Quran, juga Rasulullah Saw. ialah agar saat kita menyadari
titik terakhir ke mana kita menuju dan kembali. Atau menyadari visi dan
misi kehidupan.
Wassalamu’alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar