Assalamu’alaikum
Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Allah swt berfirman,
إِنَّهَٰذَاأَخِيلَهُتِسْعٌوَتِسْعُونَنَعْجَةًوَلِيَنَعْجَةٌوَاحِدَةٌفَقَالَأَكْفِلْنِيهَاوَعَزَّنِيفِيالْخِطَابِ
“Sesungguhnya saudaraku
ini mempunyai sembilan puluh sembilan ekor kambing betina dan aku mempunyai
seekor saja, lalu dia berkata, “Serahkanlah (kambingmu) itu kepadaku! Dan dia
mengalahkan aku dalam perdebatan.”
(QS.Shad:23)
Ayat ini menceritakan
tentang dua saudara yang berselisih kemudian datang kepada Nabi Daud as untuk
menjadikan beliau sebagai hakim.
Bila kita perhatikan, ada
hal yang sangat menarik dari kisah ini. Ditengah perselisihan dan pertengkaran
yang hebat, salah seorang dari mereka masih menyebut saudaranya sebagai
“saudara”.
“Sesungguhnya saudaraku
ini mempunyai sembilan puluh sembilan ekor kambing….”
Sungguh kisah yang sangat
tepat untuk direnungkan di saat-saat semacam ini.
Kita semua sadar bahwa media
sosial semakin membuka jalan untuk konflik, perselisihan dan perdebatan.
Dari
kisah diatas kita mengambil poin yang sangat penting bahwa sah-sah saja kita
berbeda pandangan atau berselisih, tapi jangan sampai perselisihan itu memutus
tali persaudaraan.
Kita boleh berbeda tapi tetap bersaudara.
Dalam ayat lain, ketika
Al-Qur’an menceritakan tentang hukum Qishos (hukuman mati bagi seorang
pembunuh),
Allah berfirman,
فَمَنْعُفِيَلَهُمِنْأَخِيهِشَيْءٌفَاتِّبَاعٌبِالْمَعْرُوفِوَأَدَاءٌإِلَيْهِبِإِحْسَانٍ
“Tetapi barangsiapa
memperoleh maaf dari saudaranya, hendaklah dia mengikutinya dengan baik, dan
membayar diat (tebusan) kepadanya dengan baik (pula).”
(QS.Al-Baqarah:178)
Walaupun telah terjadi
konflik yang besar hingga ditetapkannya hukum Qishos, namun Al-Qur’an tetap
menyebut mereka sebagai saudara. “Tetapi barangsiapa memperoleh maaf dari
saudaranya…”
Karena hubungan
persaudaraan di atas segalanya. Dan salah satu tugas besar yang ingin
dijalankan setan adalah memutus tali persaudaraan diantara manusia.
Seperti
kisah Nabi Yusuf as, setelah berbagai keburukan yang dilakukan saudaranya,
beliau tetap menganggap mereka sebagai saudara.
Dan Yusuf menjelaskan bahwa
semua ini adalah rencana setan untuk memutus tali persaudaraan diantara
manusia.
ِمِنْبَعْدِأَنْنَزَغَالشَّيْطَانُبَيْنِيوَبَيْنَإِخْوَتِي
“Setelah setan merusak
(hubungan) antara aku dengan saudara-saudaraku.”
(QS.Yusuf:100)
Semoga bermanfaat….
Wassalamu’alaikum warahmatullaahi
wabarakaatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar