Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Dari Abu
Abdullah Al Jalady , dia berkata ,
“ Aku pernahbertanya kepada Aisyah ,
“
Bagaimana akhlak Rasulullah saw di tengah keluarganya ? “
Aisyah menjawab ,
“Beliau adalah orang yang paling baik akhlaknya ,
tidak pernah berkata kotor
dan keji ,
tidak pernah berteriak – teriak di pasar ,
tidak membalas keburukan
dengan keburukan ,
tetapi beliau memaafkan dan berlapang dada “ .
HR
Tirmidzy dan Ahmad .
Seandainya kita semua bisa mencontoh akhlak Rasulullah saw
. Beliau adalah suri tauladan umat manusia di dunia,
Akhlak beliau adalah
akhlak yang sempurna .
Saat
berada dalam keluarganya beliau tetap
bersikan sopan dan santun terhadap anak – anaknya dan begitu pula kepada
istrinya .
Beliau
tidak pernah memerintahkan itu dan ini kepada anak – anaknya, namun beliau
mengerjakan sesuatu yang sekiranya dilihat oleh anaknya .
Begitu
orang tuanya mengerjakan itu , anaknya tidak diminta langsung menghampirinya
dan membantunya. Subhanallah .
Sekarang
bagaimanakah di keluarga kita ? Apakah seperti itu ? Bila iya waouw alangkah
berbahagianya keluarga anda .
Rasulullah
saw bila di rumah tidak banyak bicara , dan bila bicara seperlunya saja . kata
– kata yang keluar dari mulutnya selalu bersih , penuh dengan kasih sayang,
sehingga
yang mendengarnya juga tidak merasa diperintah, ditegur, atau tersakiti.
Beliau
tidak pernah keluar dari lisannya bahasa binatang. Maaf misalnya berkata “ Susah sekali kau diaturnya dasar
monyet “ .
Coba renung sejenak dengan kalimat tersebut .
Kalau
bicara ke anaknya seperti itu, anaknya dikatakan monyet , lalu orang tuanya apa
? Karena tidak mungkin Orang tuanya manusia kemudian anaknya menjadi monyet .
Hati –
hati dengan kata – kata , kartena hal itu bisa menjadi do’a , apalagi bila hal
tersebut keluar dari lisan seorang ibu .
Bila
lisannya itu dikabulkan oleh Allah bukan berarti anaknya berubah menjadi monyet
, akan tetapi akhlaknya persis seperti monyet .
Lihat
saja monyet kalau melihat makanan . Kalau yang punya lengah , maka disambarnya
makanan tersebut, kemudian dibawa lari.
Monyet
bila dikasih makanan langsung masuk ke mulutnya, gap pernah apakah makanan itu
beracun atau tidak. Monyet itu ceroboh.
Bila
dikasih lagi , mulut masih penuh makanan, maka akan dipegang pake tagan
kanannya, bila dikasih lagi, maka akan dipegang lagi dengan tangan kirinya,
bila dikasih lagi maka akan dipegangan dengan kakinya , begitulas seterusnya.
Monyet
itu tidak pernah puas dengan apa yang dimilikinya. Dia selalu minta berlebih ,
bahkan kalau bisa dunia seiisinya itu menjadi miliknya semua . Mudah2an anda
tidak berprilaku seperti itu .
Bila Rasulullah memerlukan anak – anak dan istrinya tidak pernah berteriak – teriak,
kaya meneriaki malang , Beliau memanggilnya dengan lembut.
Bila
Rasulullah disakiti oleh orang lain, beliau tidak pernah marah-marah kepadanya
. Beliau bahkan mendoakan agar yang sedang marah itu dilindungi dari perbuatan
syaitan .
Bilau
tidak marah mungkin karena kebodohannya , atau sudah tahu kalau orang marah itu
hatinya sedang dikuaisai oleh syaitan, maka bila dilayani dengan marah lagi
artinya sama beliaupun akan berprilaku kaya syaitan.
Itulah
mengapa kalau ada orang lain yang memarahi dan mengina beliau, lalu beliau
tidak melayaninya,
namun cukup hanya berdiam diri, tidak keluar sepatah katapun,
namun dalam hatinya mendoakan dia agar segera sadar dari perbuatan syaitannya
. Subhanallah.
Sekarang
bagaimanakah saat kita dihina , dilecehkan difitnah oleh orang lain ? Apakah
kita sudah mampu bersikap seperti Rasulullah ?
Semoga saja uraian ini bermanfaat untuk kita semuanya. Aaaaamiin.
Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar