Selasa, 18 September 2018

268. SIKAP SEORANG PEMIMPIN YANG BENAR.


Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Wahai saudaraku setiap orang pasti ingin menjadi pemimpin, padahan sesungguhnya menurut Allah setiap orang itu adalah pemimpin [ khalifah ].

Setiap pemimpin itu harus mampu memimpin dirinya sendiri, lalu keluarga, para tetangga di sekitarnya, dan terkahir mempimimpin masyarakat luas.

Namun di dalam kenyataannya, tidak semua orang mampu memimpin dengan baik dan benar, kecuali mereka yang telah mendapatkan hidayah dari Allah swt.

Setiap pemimpin pasti punya wilayah dan kekuasaan .  Tergantuang jabatan apa yang dipegangnya  .

Seorang pemimpin di tingkat manapun harus bertanggung jawab terhadap daerah ( wilayah ) kekuasaannya.

Pemimpin wajib menegakkan keadilan , mengembalikan hak bagi pemiliknya , menghormati kemerdekaan rakyatnya , 

mau bermusyawarah dengan rakyatnya dalam berbagai persoalan hidup , menghormati pendapat rakyatnya , 

mendengarkan nasihat rakyatnya , rela menerima kritikan rakyatnya  demi kemajuan roda pemerintahan , 

senantiasa berusaha memakmurkan rakyatnya  , mengusahakan lapangan kerja bagi rakyatnya agar tidak terjadi pengangguran 

membuat jalan dan meningkatkan taraf hidup perekonomian rakyatnya , mencegah tindakan pidana dan perdata baik dikalangan para pembantunya juga rakyatnya ,

memberantas tempat – tempat pelacuran dan perjudian dan yang lainnya  yang bisa menghancurkan  martabat bangsa 

agar bangsa ini bisa sejajar kehormatannya dengan bangsa – bangsa lain .

Allah sungguh tidak akan menghancurkan suatu negeri bila para penduduknya berbuat baik dan saleh.

“ Wa maa kaa na rabbuka liyuhlikal quraa bidzulmin 
wa ahluhaa mushlihuuna “  

Yang artinya  adalah  ,

  Dan Tuhanmu tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim , 
sedang  penduduknya  orang- orang yang  berbuat  kebaikan “  

QS Huud [ 11 ]  :  117 .

Wahai saudaraku  bila Allah menghendaki seseorang menjadi pemimpin , walau dihalangi dengan berbagai macam cara  apakah cara halal atauipun haram. Tetap saja dia jadi pemimpin.

Bila dia sudah jadi pemimpin berarti Allah swt sudah menilai bahwa dirinya sanggup untuk memimpin.

Dengan jadinya dia sebagai pemimpin, maka itu juga ujian buat dirinya , sanggupkah melaksanakan kepemimpinannya sesuai dengan amanah Allah swt.

Karena rakyat itu hanya sebagai media saja , yang menentukan jadi atau tidaknya adalah tetap Allah swt . 

Ujian itu bukan hanya pemimpinnya saja akan tetapi juga rakyatnya tetap diuji oleh Allah swt.

Bila cara menjadi pemimpin itu dilakukan dengan cara – cara yang tidak baik, walau Allah meridoinya tetap saja dalam pelaksanaan kepemimpinannya akan berjalan kurang baik . 

Apalagi  saat dia memimpin itu ada fihak yang mengendalikannya , jadi bukan asli pola pikirnya sendiri yang murni, maka hasilnya akan kurang baik .

Pemimpin yang baik dan benar itu adalah mereka yang sadar akan amanat yang diembanya bahwa semua itu adalah amanat Allah swt yang tidak boleh disalah gunakan untuk kepentingan pribadi atau golongannya saja.

Termasuk menjadi pemimpin dalam sebuah keluarga , semuanya itu akan ada pertanggung jawaban di hadapan Allah. Apalagi pemimin sebuah wilayah atau negara, maka tanggung jawabnya akan lebih besar lagi.

Pertanggung jawaban tersebut bukan hanya di mata yang dipimpinnya, tertutama sekalai pertanggung jawaban di hadapan Allah kelak.

Silahkan saja anggap uraian ini hanya dianggap dogengan belaka tapi cepat atau lambat, suka atau tidak suka semuanya akan bisa merasakan akbiat perbuatannya.

Semoga ini bermanfaat untuk kita semua. In shaa Allah. Aaaamiin.

Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

461 . BAGI YANG ISLAM. TAK DIBACA SAYANG.

Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaath. Bismillaahirrahmaanirrahiim. Selepas Malaikat Israfil meniup sangkakala (bentuknya ...