بِسْمِ
اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
اعْلَمْ
أَنَّ مِنْ أَعْظَمِ نَوَاقِضِ الإِسْلَامِ عَشَرَة:
الأَوَّلُ: الشِّرْكُ فِي عِبَادَةِ اللهِ، وَالدَلِيلُ قَوْلُ اللَّهِ تَعَالَى: ﴿إِنَّ اللَّهَ لاَ يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَاء﴾ وَمِنْهُ الذَّبْحُ لِغَيْرِ اللهِ، كَمَنْ يَذْبَحُ لِلْجِنِّ أَوْ لِلْقَبْرِ.
Ketahuilah bahwa termasuk pembatal keislaman
terbesar ada 10 yaitu:
Pertama:
syirik dalam beribadah kepada-Nya. Dalilnya
adalah firman-Nya:
“Sesungguhnya Allâh tidak mengampuni dosa syirik dan
mengampuni dosa di bawahnya bagi siapa yang dikehendaki-Nya?”
(QS. An-Nisâ [4]:
48)
Di antara syirik adalah menyembelih untuk selain
Allâh seperti orang yang menyembelih untuk jin atau orang mati.
الثَّانِي: مَنْ جَعَلَ بَيْنَهُ وَبَيْنَ اللهِ وَسَائِطَ يَدْعُوهُمْ وَيسْأَلُهُمْ الشَّفَاعَةَ، وَيَتَوَكَّلُ عَلَيْهِمْ كَفَرَ إِجْمَاعًا.
Kedua:
siapa menjadikan perantara-perantara
antara dirinya dengan Allâh di mana dia berdoa kepada mereka, meminta syafaat
kepada mereka, dan bertawakkal kepada mereka, maka dia kafir berdasarkan ijma’.
الثَّالِثُ: مَنْ لَمْ يُكَفِّرِ المُشْرِكِينَ أَوْ شَكَّ فِي كُفْرِهِمْ، أَوْ صَحَّحَ مَذْهَبَهُم،ْ كَفَرَ.
Ketiga:
siapa yang tidak mengkafirkan
orang-orang musyrik, ragu akan kekafiran mereka, atau membenarkan keyakinan
mereka, maka dia kafir berdasarkan ijma’.
الرَّابِعُ: مَنْ اعْتَقَدَ أَنَّ غَيْرَ هَدْي النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَم أَكْمَلُ مِنْ هَدْيِهِ وَأَنَّ حُكْمَ غَيْرِهِ أَحْسَنُ مِنْ حُكْمِهِ كَالذِينَ يُفَضِّلُونَ حُكْمَ الطَّوَاغِيتِ عَلَى حُكْمِهِ فَهُوَ كَافِرٌ.
Keempat:
siapa yang meyakini bahwa selain
petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih sempurna daripada petunjuk
beliau, atau selain hukum beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih baik
daripada hukum beliau seperti orang-orang yang lebih mendahulukan hukum thaghut
daripada hukum beliau, maka dia kafir.
الخَامِسُ: مَنْ أَبْغَضَ شَيْئًا مِمَّا جَاءَ بِهِ الرَّسُولُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَم - وَلَوْ عَمِلَ بِهِ -، كَفَرَ، وَالدَلِيلُ قَوْلُهُ تَعَالَى: ﴿ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَرِهُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأَحْبَطَ أَعْمَالَهُمْ﴾
Kelima:
siapa membenci apa pun dari apa yang
dibawa Rasulullâh shallallahu ‘alaihi wa sallam meskipun mengerjakannya, maka
ia kafir. Dalilnya adalah firman-Nya:
“Demikian itu karena mereka membenci apa
yang Allâh turunkan sehingga Dia menghapus amal kebaikannya.”
(QS. Muhammad
[47]: 9)
السَّادِسُ: مَنِ اسْتَهْزَأَ بِشَيْءٍ مِنْ دِينِ اللهِ، أَوْ ثَوَابِهِ، أَوْ عِقَابِهِ، كَفَرَ، وَالدَلِيلُ قَوْلُهُ تَعَالَى: ﴿قُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِؤُونَ * لاَ تَعْتَذِرُواْ قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَانِكُمْ﴾
Keenam:
siapa yang mengolok-olok apa pun dari
agama Allâh, atau pahala-Nya, atau siksa-Nya adalah kafir. Dalilnya adalah
firman-Nya:
“Katakanlah: apakah terhadap Allâh, ayat-ayat-Nya, dan Rasul-Nya
kalian mengolok-ngolok. Tidak perlu meminta maaf karena sungguh kalian telah
kafir setelah kalian beriman.”
(QS. At-Taubah [9]: 65-66)
السَّابِعُ: السِّحْرُ - وَمِنْهُ:
الصَّرْفُ وَالعَطْفُ-، فَمَنْ فَعَلَهُ أَوْ رَضِيَ بِهِ كَفَرَ، وَالدَلِيلُ قَوْلُهُ تَعَالَى: ﴿وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّى يَقُولاَ إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلاَ تَكْفُرْ﴾
Ketujuh:
sihir misalnya sharf dan ‘athf. Siapa
yang melakukannya atau ridha terhadapnya maka kafir. Dalilnya adalah
firman-Nya:
“Keduanya tidak mengajari seorangpun kecuali mengatakan: kami
hanyalah fitnah maka janganlah kamu kafir.”
(QS. Al-Baqarah [2]: 102)
الثَّامِنُ: مُظَاهَرَةُ المُشْرِكِينَ وَمُعَاوَنَتُهُمْ عَلَى المُسْلِمِينَ وَالدَلِيلُ قَوْلُهُ تَعَالَى: ﴿وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِين﴾
Kedelapan:
menolong orang-orang musyrik dan
membantu mereka dalam melawan kaum muslimin. Dalilnya adalah firman-Nya:
“Siapa
dari kalian yang berloyal kepada mereka maka ia bagian dari mereka.
Sesungguhnya Allâh tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zhalim.”
(QS. Al-Mâ`idah
[5]: 51)
التَّاسِعُ: مَنْ اعْتَقَدَ أَنَّ بَعْضَ النَّاسِ يَسَعُهُ الخُرُوجُ عَنْ شَرِيعَةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَم كَمَا وَسِعَ الخَضِرُ الخُرُوجَ عَنْ شَرِيعَةِ مُوسَى عَلَيهِ السَّلَامُ، فَهُوَ كَافِرٌ.
Kesembilan:
siapa yang meyakini bahwa sebagian
manusia tidak wajib mengikuti Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ia boleh
keluar dari syariat beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana Khidhir
keluar dari syariat Musa ‘alaihissalam, maka ia kafir.
العَاشِرُ: الإِعْرَاضُ عَنْ دِينِ اللهِ تَعَالَى لَا يَتَعَلَّمُـهُ وَلَا يَعْمَـلُ بِهِ، وَالدَلِيلُ قَوْلُهُ تَعَالَى: ﴿وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّن ذُكِّرَ بِآيَاتِ رَبِّهِ ثُمَّ أَعْرَضَ عَنْهَا إِنَّا مِنَ الْمُجْرِمِينَ مُنتَقِمُونَ﴾
Kesepuluh:
berpaling dari agama Allâh dengan
tidak mempelajarinya atau mengamalkannya. Dalilnya firman-Nya:
“Dan siapakah
yang lebih zhalim daripada seseorang yang dibacakan kepadanya ayat-ayat
Rabb-nya lalu dia berpaling darinya. Sesungguhnya Kami akan menghukum
orang-orang pendosa.”
(QS. As-Sajdah [32]: 22)
وَلَا فَرْقَ فِي جَمِيعِ هَذِهِ النَّوَاقِضِ بَيْنَ الهَازِلِ وَالجَادِّ وَالخَائِفِ إِلَّا المُكْرَهِ.
Tidak ada perbedaan dalam pembatal-pembatal ini
antara orang yang bercanda, serius, atau takut kecuali orang yang dipaksa.
وَكُلُّهَا مِنْ أَعْظَمِ مَا يَكُونُ خَطَرًا، وَأَكْثَرِ مَا يَكُونُ وُقُوعًا، فَيَنْبَغِي لِلْمُسْلِمِ أَنْ يَحْذَرَهَا وَيَخَافَ مِنْهَا عَلَى نَفْسِهِ. نَعُوذُ بِاللهِ مِنْ مُوجِبَاتِ غَضَبِهِ، وَأَلِيمِ عِقَابِهِ.
Semua pembatal ini termasuk perkara besar yang
perlu diwaspadai dan termasuk perkara yang sering terjadi.
Wajib bagi setiap
muslim untuk mewaspadainya dan takut menimpa dirinya. Kita berlindung kepada
Allâh dari mendapatkan kemurkaan-Nya dan pedihnya siksa-Nya.
وَصَلَّى
اللهُ عَلَى خَيْرِ خَلْقِهِ مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar