Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh .
Bismillaahirrahmaanirrahiim .
Allah SWT
berfirman dalam surat Al-Ankabut:2:
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آَمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ
“Apakah manusia itu mengira
bahwa mereka dibiarkan mengatakan:
Kami
telah beriman”,sedang mereka tidak diuji lagi?” .
Allah mengabarkan tentang hikmah
(kebijaksanaan)-Nya yang sempurna, bahwa Dia
tidak akan membiarkan begitu saja orang yang mengatakan “aku
seorang mukmin”
dan mengaku dirinya telah menyandang predikat iman, tanpa
ditimpa fitnah dan ujian yang akan menggoda imannya.
Kalau seandainya
seperti itu, maka tidak ada
bedanya antara orang-orang yang benar dalam beriman dan yang
berdusta,yang mukmin sejati dan munafik, yang
pengecut dan pemberani.
Tetapi sunnah (ketetapan) Allah yang sudah
berlaku bagi
umat-umat terdahulu dan masih tetap berlaku bagi umat ini bahwa
Allah akan menimpakan kepada mereka
ujian-ujian
berupa kesenangan maupun kesusahan , kesulitan
maupun kemudahan,kekayaan maupun kemiskinan.
Hikmah
dari semua itu untuk supaya Allah mengetahui (dan
Allah Maha tahu sesuatu yang telah terjadi,sedang terjadi dan yang
akan terjadi) siapa di antara mereka
yang
beriman dan menghambakan diri kepada Allah semata
dalam semua kondisi itu ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar