Sabtu, 09 Maret 2019

443 . PELIHARALAH KEIKHLASAN DALAM DIRI

Assalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Wahai saudaraku ikhlas itu adalah pekerjaan hati.  Kalau ada pertanyaan, bolehkah amal kita diperlihatkan kepada orang lain 

Jawabannya ialah tergantung niat, kalau niatnya ingin dipuji tentu itu menjadi riya, dan riya adalah salah satu tanda kemunafikan. 
 
Allah Swt. berfirman yaitu  ,

" Innal munafiqiina ukhoodi'uunallooha wa huwa khoodi 'uhum , wa izdaa qoo muu ilash sholaati qoo muu kusaa laa , yuroo uunan naasa wa laa yadzkuruunallooha illaa qoliilan "

Yang artinya adalah , 


“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah , dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat)  di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” 


(QS. An Nisaa [4] : 142)

Tetapi jikalau amal yang dilakukan secara terang-terangan itu dilandasi niat supaya orang lain mendapatkan hikmah, maka in syaa Alloh akan  berniai ibadah di hadapan Alloh swt .

Seorang sahabat berkata kepada Rasullulah Saw., 


“Ya Rasulluloh seorang melakukan amal kebaikan dengan dirahasiakan dan bila diketahui orang dia juga menyukainya atau merasa senang.  Rasulluloh SAW bersabda, “Baginya dua pahala yaitu pahala dirahasiakannya, dan pahala terang-terangan.”  


(HR. Tirmidzi)

Jadi, beramal dengan terang-terangan itu tidak identik dengan riya. Tidak boleh kita berburuk sangka kepada orang yang menyampaikan ilmu , pengalaman dan amalnya.

Tidak perlu kita menilai apa yang ada di dalam hati orang lain. Memperlihatkan amal diperlukan untuk keperluan syiar dan dakwah. 

Bukankah Rosululloh Saw. pun memperlihatkan banyak amal ibadah supaya menjadi contoh bagi para sahabat dan umatnya hingga akhir zaman.
 
Namun, jikalau episode kita adalah beramal secara terang-terangan, maka wajib bagi kita untuk terus memeriksa niat.

Karena sungguh, beramal secara terang-terangan amatlah berat cobaannya. Selalu saja syaitan mengambil kesempatan untuk menggelincirkan hati kita sehingga niat kita berbelok.

Saudaraku, marilah kita terus melatih diri kita untuk peka membaca perubahan isi hati ketika beramal. 

Sehingga kita semakin terlatih untuk menjaga keikhlasan kita, dan terlatih untuk segera mengembalikan hati kepada Alloh manakala  hati kita melenceng dari jalur keikhlasan. Setiap amal bergantung kepada niatnya. 

Semoga kita tergolong hamba-hamba Alloh Swt. yang senantiasa ikhlas. 

Semoga uraian ini  bermanfaat untuk kita semua. Insya Allah . Aaaaamiin.

Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

461 . BAGI YANG ISLAM. TAK DIBACA SAYANG.

Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaath. Bismillaahirrahmaanirrahiim. Selepas Malaikat Israfil meniup sangkakala (bentuknya ...