Sabtu, 09 Maret 2019

444 . KEUTAMAAN SEDEKAH DAN KEIKHLASAN

Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh .

Dikisahkan Habil Alwi al Hadad saat kecil selalu mengkuti  kegiatan agama orang tuanya yaitu Habib Abdullah .
 
Bila orang tuanya bertahajud iapun ikutan shalat tahajjud.  Bla sudah waktunya bertahajud dan ayahnya belum bangun maka segera dibangunkan dan diajak melaksanakan shalat tahajjud.

Bila ayahnya harusnya berceramah di masjid , karena ia pernah dibawa ke masjid itu maka ia mengajak ayahnya pergi ke masjid untuk berceramah .

Sejak kecil hingga remaja  Habib al Hadad ini tidak pernah tinggalkan shalat tahajjud di malam hari dan di pagi harinya selalu melaksanakan shalat Dhuha .

Setelah menjadi dewasa maka dalam hal ilmu agama ia sudah matang secara alami berkat bimbingan dan arahan orang tuanya .

Pada suatu hari Habib Al Hadad kedatangan seorang tamu dan memberitahukan bahwa ia punya uang 1 M , maksudnya untuk disedekahkan  dan minta pendapat dan saran  Al Hadad . Oh itu bagus , mana uangnya serahkan ke saya biar saya yang ngatur uang tersebut  kata Habib Al Hadad .

Tapi begini Bib , nanti saya mohon diberitahukan bahwa yang ngasih sedekah itu adalah saya , supaya mereka kenal siapa saya lanjut orang itu. 

Silahkan saja uang tersebut dibawa lagi  tidak usah sedekah melalui saya lagi karena saran dan pendapat saya tidak disetujui . 

Artinya kamu bersedekah itu karena mengharakan pujian dari orang – orang agar kamu disebut sebagai seorang dermawan.  Dan orang itupun pulang .

Di  Hari berikutnya Habib Al Hadad kedatangan seorang tamu lagi sambil membawa uang 2 M . Dia ingin uangnya disedekahkan untuk membuat sebuah masjid  .

Dan yang melaksanakannya adalah Habib sendiri, terserah yang membangunnya siapa saja, tapi yang bertanggung jawab adalah Habib supaya uang itu jellas penggunaannya.
Dan bila masjid itu selesai tolong kasih nama masjid itu dengan nama saya . 

Habib Al Hadadpun menolak permintaan orang tersebut. Daripada diserahkan ke dirinya lebih baik kerjakan saja oleh sendiri . 

Karena kamu beramal itu bukan karena Allah tapi ingin dirimu menjadi terkenal . Karena tidak disetujui oleh Habib maka ia pun pulang .

Di Hari berikutnya Habib Al hadad kedatangan seorang tamu lagi dan membawa uang, kali ini uangnya 3 M . Dan memberitahukan bahwa uang itu adalah uang simpanannya selama ini dan ingin disedekahkan , adapaun caranya terserah Habib saja. 

Habib al Hadad bertanya bila uang itu aku berikan kepada fakir miskin, anak yatim bagaimana ?  Terserah Habib jawabnya .

Kalau uang itu aku manfaatkan untuk membuat masjid  bagaimana kalau masjid itu menggunakan namamu ?  Terserah habib tapi tolong jangan menggunakan namaku, sebaiknya nama yang lain saja .

Misalnya menggunakan nama istrimu atau anakmu bagaimana  ?  Wah jangan Bib,  aku takut amalku tidak akan diterima oleh Allah swt. Yang tahu akan hal ini cukup aku , Habib dan Allah saja, jangan samai orang lain tahu tentang diriku .

Kalau misalnya uang itu akumanfaatkan untuk diriku sendiri bagaimana ? Aku bilang terserah Habib mau diapakan uang itu . Karena begitu aku sudah diniatkan bersedekah, maka Allah sudah mencatatnya .

Adapun Habib mau memanfaatkannya untuk sendiri atau untuk siapapun atau untuk apapun , itu terserah Habib, karena baik buruknya Habib sendiri yang menanggung akibatnya, Bila baik akan menguntungkan Habib dan bila  disalah gunakan kan Habib sendiri yang menanggung dosanya .

Habib Al Hadad pun menerima uang itu , dan cara yang seperti inilah yang dikehendaki olehnya . Bukan karena besarnya uang tapi ketulusan niat bersedekah itu seberapa baik kualitasnya .

Karena jangankan bersedekah, apapun perbuatan baik kita kalau bisa cukup hanya diri dan Allah saja yang tahu.   

Bila kita telah berbuat baik, maka tidak usah dipikirkan , harapannya hanya satu semoga apapun yang dilakukannya itu selalu mendapatkan rahmat dan rido Allah swt .

Baiklah kalau begitu uang saya terima dan  2 tahun ang akan datang silahkan kamu datang lagi kemari untuk melihat uang kamu dimanfaatkan untuk apa oleh saya , sekalian silaturahmi . 

Baiklah Bib aku permisi , lalu ia keluar dari rumah Habib dengan sukacita .

Contoh Sayidina Utsman kekayaannya sampai sekarang masih mengalir terus karena hartanya itu dikelola oleh negara dan dimanfaatkan sebagai sedekah beliau .

Pernah terjadi di negeri Yaman pada saat itu sedang dilanda kekeringan. Hujan biasanya turun, tapi sudah lama tidak turun hujan. Maka mencari air untuk kebutuhan  hidup saja sangat sulit . 

Di wilayah itu ada sebuah sumur , airnya bagus , tapi milik orang Yahudi . Siapapun orangnya yang membutuhkan air bisa datang kepadanya dan harus membeli .

Karena butuh maka walaupun harus antri banyak saja yang membeli air tersebut.
Berita itu terdengar oleh sayyidina Utsman , maka ia segera kesana dan bertanya boleh tidak  sumur itu dibeli olehnya . Jelas nggak boleh olehnya , ditolaknya .

Namun karena orang Yahudi itu punya sifat licik.   Agar sumur itu masih tetap menjadi miliknya tapi dapat uang besar lagi , maka ia boleh dibeli oleh Sayidina Utsman tapi hanya selang sehari. 

Artinya sehari sumur itu milikku dan hari merikutnya menjadi milikmu .  Kalau setuju maka  uangnya harus dibayar sekarang .

Sayyidina Utsmanpun  setuju, setelah harganya disepakati, maka langsung dibayar. Setelah Sayyidina Utsman membayar  sumur itu lalu bikin pengumuman kepada orang – orang Muslim 

“ Wahai saudaraku sesama Muslim bila kalian butuh air maka silahkan kalian datang ke sumur itu  esok hari , ambil sebanyak mungkin untuk kebutuhan kalian. Karena hari  esoknya lagi sudah menjadi milik orang Yahudi itu . Sumur itu telah menjadi milikku tapi selang sehari , sehari miliknya dan sehari jadi milikku. Maka saat sumur itu jadi milikku , segeralah kalian kesana untu mengambil air sebanyak mungkin “  

Kaum Muslim di Yamanpun merasa girang bisa ambil air bebas , tidak usah membeli jadi saat sumur itu milik orang Yahudi tidak ada seorang Muslimpun yang datang . 

Dan yang ambil air itu hanya orang Yahudi sendiri. Yang heran setiap sumur itu milik Yahudi , airnya hanya sedikit. Baru juga diambil beberapa ember airnya sudah tidak ada . 

Sebaliknya pada keesokan harinya saat  sumur itu milik Sayyidina Utsman airnya sangat banyak. Diambil sampai berkali kali,  airnya bukan semakin habis tapi semakin banyak.

Lama kelamaan orang  Yahudi itu marah dan jengkel, tapi apa mau dikata , misalnya sumur mau ditutup juga tidak bisa karena sumur itu sekarang milik bersama dengan Sayydina  Utsman 

Daipada semakin menjengkelkan akhirnya sumur itu minta dibayar lagi oleh Sayyidina Utsman dan beliau langsung membayarnya kepada orang  Yahudi tersebut .

Setelah sumur itu penuh milik Sayyidina Utsman , maka  masyarakat di daerah Yaman bisa mengambil air bebas kapan saja tanpa harus membayar. Subhanallah.

Itulah salah satu sedekah yang  dilakukan oleh sayyidina Utsman . Dan sumur itu sampai sekarang masih ada di tempat tersebut sebagai kenang –kenangan Sayyidina Utsman .

Kebun kurma Sayyidina ustman itu ribuan hektar  saat akan meninggal semua harta bendanya disedekahkan kepada Negara , supaya saat meninggal itu tidak membawa harta sedikitpun , kecuali amal kebaikannya dan amal zariyahnya .

Itulah menapa saat kita berhaji selalu pulangnya diberi Al Qur’an yang ada terjemahnya . Itu salah satu sedekah dari Sayyidina Ustman . 

Atau tekadang di negri kita ini ada bantuan dari Mekkah untuk membangun sebuah masjid atau madrasah. Ini juga sedekah dari sayyidina Utsman yang dikelola oleh Negara . 

Semoga cerita ini bisa menginspirasi kita agar kita mau berbagi  rezeki , berbagi tiipan Allah dengan yang lain dengan cara bersedekah . Wallaahua’lam .

Semoga bermanfaat .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

461 . BAGI YANG ISLAM. TAK DIBACA SAYANG.

Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaath. Bismillaahirrahmaanirrahiim. Selepas Malaikat Israfil meniup sangkakala (bentuknya ...