Assalamu'alaikum warahmatulaahi wabarakaatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Wahai
Saudaraku salah satu keajiban kita sebagai umat Islam adalah melaksanakan
shalat sebanyak 17 raka’at sehari semalam dalam lima waktu yaitu Subuh , Dzuhur
, Ashar , Maghrib dan Isya .
Shalat
adalah merupakan rukun kedua dalam rukun Islam setelah kita membaca dua kalimat
syahat yakni syahadat Tauhid “ Asyhadu anlaa ilaaha illallaah “ an syahadat
Rasul yaitu, “ Wa asyhadu anna Muhammadar rasuulullaah “.
Jadi bila
kita sebagai orang Islam amsih belum melaksanakan shalat artinya Islamnya masih
sebatas di lisan saja . Sama saja dengan orang yang berdo’a meminta sesuatu
tapi tidak ada usaha , maka hasilnya akan sia – sia.
Namun ada
lagi perbuatan yang lain yang dianggap sebagai pencuri paling busuk apakah itu ? Pencuri sahalat . Seperti apakah pencuri shalat itu ? Mari kita
simak Hadist berikut ini .
Dari Hasan
Al Basri ra bahwasanya
Rasulullah saw
pernah bersabda , “ Apakah kalian mau jika kuberitahu tentang sebusuk – busuk
pencurian ? “
Jawab sahabat , “ Ya ,
suka Rasulullah !”
Kemudian Rasulullah saw melanjutkan , “ Yakni orang yang
mencuri dalam shalatnya “ .
Sahabat
bertanya lagi , “ Bagaimana bentuk mencuri dalam shalat itu , ya rasulullah ?
“
Beliau saw menjawab , “ Ialah orang
yang ruku’ dan sujudnya tidak disempurnakan [ tidak ada tuma’ninah ] “
Wahai
saudaraku apakah kita juga berbuat seperti itu , karena ingin segera selesai
shalatnya ? Bila IYA maka kitapun sama disebut sebagai pencuri yang paling
busuk .
Dan bila
kita sudah mengetahui hal ini , apakah kita akan meneruskannya ? Bila iya itu tandanya hati kita sedang
ditimpa penyakit busuk .
Di akhirat
jangan kaget karena ada sekelompok orang yang menyatakan dirinya dermawan ,
dirinya mati dalam keadaan syahid, dirinya ahli ibadah, dirinya rajin
mengeakkan ceramah, rajin mengerjakan shalat, semuanya itu ditolak oleh Allah
swt .
Semua amalnya seperti kumpulan kertas, , lalu dikepal ditangan Allah
kemudian sambil dilemparkan semua amal tersebut Allah berkata ,
“ Inilah semua
amal kamu , AKU tidak sudi menerimanya, karena semua itu bukan untukKU tapi
karena kamu mengharapkan pujian, sanjungan dan imbalan dari manusia “ Astaghfirullah , spakah kita juga akan
seperti itu. Wallaahua’lam.
Oleh
karena itu saudaraku, marilah kita laksanakan takwa kita terhadap Allah swt,
sesuai dengan petunjuk yang disampaikan oleh Rasulullah saw.
Tidak usah
ditambahi atau dikurangi , karena kahwatirnya yang tadinya benar malah jadi
salahnya .
Semoga ini
bermanfaat.
Wassalamu’alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar