Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh .
Bismillaahirrahmaanirrahiim .
Mengapa
dikatakan baik dan benar ? Karena baik
itu belum tentu benar . Akan tetapi bila benar maka pasti baiknya .
Rasulullah
saw bersabda ,
عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
"Memang sangat menakjubkan keadaan
orang mukmin itu, karena segala urusannya sangat baik baginya dan itu tidak
akan terjadi kecuali bagi seseorang yang beriman.
Dimana apabila mendapatkan
kesenangan ia bersyukur maka demikian itu sangat baik baginya, dan apabila ia
tertimpa kesusahan ia bersabar maka yang demikian itu sangat baik
baginya."
(HR. Muslim)
Masih banyak orang
beribadah hanya karena ingin mendapatkan pujian dari orang lain agar disebut
sebagai ahli ibadah , sebagai orang alim , agar mereka banyak yang percaya
kepadanya .
Inilah yang dikatakan baik tapi sesungguhnya tidak benar . Baik bagi dirinya , baik
menurut pendapatnya , baik menurut penilaiannya. Akan tetapi semua itu salah
menurut penilaian Allah swt.
Allah berbuat baik ,
memberikan kasih sayang kepada kita saja tidak butuh pujian seperti itu .
Dia hanya berharap agar apa yang
diperintahkan olehNya itu bisa dilakukan dengan ikhlas .
Bila kita berbuat baik
menurut Allah , maka kebaikan itu bukan untuk Allah , akan tetapi untuk kita
sendiri .
Oleh sebab itu Rasulullah
memberitahukan melalui Hadist ini . Tujuannya untuk mengingatkan kita semua ,
apakah kita sudah menjadi orang yang benar – benar beriman , ataukah baru
belajar beriman atau belum beriman sama sekali .
Ciri orang yang beriman
baik dan benar itu adalah apabila ditimpa berbagai macam kenikmatan , maka
mereka bersyukur. Bagaimana cara bersyukurnya ?
Mereka memanfaatkan semua
kenikmatan itu untuk menanamkan bekal untuk kehidupan akhiratnya , jadi bukan
hanya untuk dunianya saja .
Sebaliknya bila ditimpa
dengan berbagai macam kepahitan hidup atau musibah , maka semuanya itu disikapi
dengan sabar .
Sabar bukan berarti diam
di tempat , akan tetapi tetap berusaha dan dibarengi do’a .
Dan setelah itu
barulah berserah diri kepada Allah , karena merasa dirinya itu adalah orang
yang tidak berdaya , tidak memiliki kemampuan apapun , kecuali atas pertolongan
dari Allah swt .
Semoga ini bermanfaat .
Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar