Senin, 07 Agustus 2017

KEADILAH DAN KEBIJAKSANAAN

Assalaamu’alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim. 





Wahai saudaraku Allah itu Maha Adil. Dia adil dalam segala hal . Tak ada seorangpun yang didzalimi oleh-Nya . Tidak ada yang dirugikan dan diuntungkan oleh-Nya , kecuali manusianya sendiri yang menjadirikan dirinya beruntung ataupun merugi .

Bila Allah swt enolak permohonan kita, maka penolakan juga adalah dari-Nya. Mengapa sampai ditolak ? Karena apa yang dipinnta itu akan berdampak buruk bagi kita, namun kita sendiri tidak mengetahuinya, sedangkan Allah benar-benar mengetahuinya . 

Walaupun permintaan itu ditolak, bukan berarti Allah tidak memberi. Tetap saja Dia memberi tapi dengan menggantikannya yang lebih baik dari apa yang kita pinta .

Jadi penolakan Allah itu bila dikaji oleh kita adalah merupakan suatu rahmat dan karunia-Nya . Sungguh Allah benar  =  benar Maha Bijaksana .

Mari kita simak firman Allah berikut ini , “ Wa in yam saskalloohu bidhurrin falaa kaa syifalahu illaa huwa .  wa in yuridka bikhoirin  falaa rooood da lifadhlihii yushiibu bihii man yasyaaaa u min ‘ibaadihii , wahuwal ghofuurur rohiim “ 

Yang artinya  ,  “  Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurnia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang “  
Qs Yunus   107

Melalui ayat ini Allah menjelaskan bahwa  “  Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia “  maksudnya adalah kehendak Allah swt itu tidak ada yang mampu mengatasinya .

Bila Allah memberikan sesuatu kepada hamba-Nya, maka tak ada seorangpun yang mampu menolak-Nya. Dan bila Allah swt mencabut sesuatu dari hamba-Nya , maka tak ada seorangpun mampu menghalangi-Nya . 

Lalu  “  jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurnia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya  “ maksudnya adalah  Allah hanya akan memberikan kebaikan kepada siapa yang dikehendaki-Nya . Karena tidak semua orang diberikan kebaikan oleh-Nya .

Apapun yang Allah berikan baik atau buruk itu sudah yang terbaik dariNya. Namun terkadang kitanya yang kurang memahami dibalik pemberiannya itu . Masalahnya karena tidak cocok dengan selera kita . 

Bila semuanya harus cocok dengan selera kita, berarti Allah – lah yang diatur oleh kita bukan kita yang diatur oleh-Nya.

Jelas ini terbalik, artinya suatu pemahaman yang salah . Akibatnya bagi mereka yang kurang kuat imannya, lalu mengambil jalan pintas.

Inginnya segala sesuatu itu bisa diperoleh secara instant .  Misalnya mencari kekuatan lain selain dari Allah , yang akhirnya menjadi musyrik . 

Lalu “   Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang  “ maksudnya bila kita semua melakukan kekeliruan, kesalah fahaman,  kekurang fahaman atas tindakan Allah, 

dan mejadi mengerti, menyadari bahwa hal itu salah , maka Allah pun bersedia memberikan ampunan terhadap kita, asalkan kita nya mau memasuki pintu taubatNya . 

Pintu taubat  siang malam selalu terbuka. Dan hanya Allah saja yang mampu mengampuni dosa2 hambaNya, kecuali syirik .  Sungguh Allah sangat sayang sekali terhadap para hamba-Nya .

Semoga saja kita semua bisa berjiwa qana’ah artinya menrima apa adanya dari Allah setelah kita berusaha dan berikhtiar .

Tidak ada keinginan untuk menambah  ataupun menguranginya, yang ada hanyalah  rasa syukur atas pemberian-Nya .

Dan semoga kita semua senantiasa menerima takdir Allah dengan ikhlas, bila baik tidak menjadi berbangga diri, namun bila sebaliknya , maka diberinya kesabaran ……  Aaaaamiin …. 

Walloohu a’lam bish showab…..
Barakalloohu  fiikum …… 

Wassalaamu’alaikum wa Rahmatullaahi wa Barakaatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

461 . BAGI YANG ISLAM. TAK DIBACA SAYANG.

Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaath. Bismillaahirrahmaanirrahiim. Selepas Malaikat Israfil meniup sangkakala (bentuknya ...