Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Mengapa tasawuf tidak populer di masa awal Islam?
Wahai saudaraku menurut Dr Ahmad
Al-Wasy tak populernya tasawuf pada masa awal Islam yakni di masa sahabat dan tabi’in karena pada kurun waktu itu hampir semua umat Islam ahli takwa, wara, dan ahli ibadah. Jaraknya dengan
Rasulullah yang menjalani kehidupan asketis dan sufistik masih
relatif dekat.
Sehingga, tidak diperlukan pembahasan secara khusus. Tidak perlu diragukan juga nilai-nilai asketisme di masa Nabi Muhammad SAW dan sahabat sampai tabi’in.
Banyak ilmu keislaman dikembangkan justru ketika sudah jauh dari masa kehidupan Rasulullah.
Tradisi penulisan Alquran, misalnya, populer setelah
Rasulullah wafat. Pada abad ketiga dan keempat Hijriah, saat Islam mengalami globalisasi dan perluasan wilayah serta mengalami puncak kejayaan,
termasuk puncak kekuasaan politik dan kebebasan ekspresi
intelektual, tasawuf menjadi alternatif dalam kehidupan kosmologi
Islam.
Terutama pula setelah umat Islam mengalami kemunduran sebagai akibat penaklukan pusat-pusat kekuasaan dan
peradaban Islam di pengujung abad ketiga dan keempat Hijriah.
Pada saat itu, tasawuf mengalami perkembangan pesat. Ditandai dengan lahirnya tokoh-tokoh tasawuf.
Sebut saja Abu Sulaiman Ad-Darimi (w. 215 H),
Ahmad ibn Al-Hawari Al-Damisqi (w. 230 H),
Dzun Nun Al-Mishri (w. 261 H), Junaid Al-Bagdadi (w. 298
H),
Husain ibn Mansur Al-Khallaj (w. 309 H),
Abu Bakar Asy-Syibli (w. 334 H), dan Abu Nasr Sarraj
At-Tusi (w. 378 H).
Pada abad kelima dan keenam, tasawuf kian berkembang.
Semoga uraian ini bermanfaat untuk kita semua . Insya
Allah . Aaaaamiin.
Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar