Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh .
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Dari Mu’adz bin Jabal ,
bahwa Rasulullah saw bersabda kepadanya ketika beliau menguutusnya ke Yaman ,
“ Janganlah engkau hidup bersenang –
senang , karena hamba – hamba Allah itu bukanlah orang – orang yang hidup
bersenang – senang “ .
HR Abu Dawud dan Ahmad .
Wahai saudaraku , bila
kita merasa senang sekali setelah mendapatkan sesuatu yang bersifat materi ,
itu hanyalah baru sebatas materi .
Bila kita kecewa hanya gara - gara mencalonkan diri menjadi anggota di pemerintahan , padahal sudah berkorban banyak , baik uang , tenaga dan fikiran . Itu baru sebatas materi .
Sebaliknya bila kita
menjadi susah hanya gara – gara materi , misalnya kehilangan sesuatu atau apa
yang dinginkan tidak tercapai , itu baru sebatas materi .
Sesungguhnya ketentuan
kita ditentukan dengan apa yang di luar diri kita , bukannya apa yang terdapat dalam diri kita
.
Oleh karena itu wajarlah kalau kita akan sulit meraih kebahagiaan . Kenapa bisa sulit ?
Karena sebelumnya belum penah menanam . Menanam apaan ? Kebaikan terhadap semua orang sehingga orang merasa simpatik dan empati terhadap kita .
Kita melakukan sesuatu itu karena ada yang diharapkan oleh mereka , bukannya harapan dari Allah .
Disinilah letak sebagian besar kesalahan para calon pemmpin di masa sekarang .
Akhirnya setelah jadi pemimpin , mereka sudah melupakan kepada siapa yang telah memberikan bantuan terhadapnya .
Lalu apa balasan mereka setelah itu, banyak diantara mereka mengkritik, menghujat , mencemooh dan lain sebagainya . Sampai terkadang menodai nama baiknya .
Kebahagiaan bukan terletak
pada seberapa banyak [ dari materi ] yang kita peroleh , akan tetapi terletak
pada seberapa banyak yang kita berikan .
Jadi sudah berapa
banyakkah kita memberi sesuatu [ materi ]
terhadap orang lain ?
Apakah yang kita lakukan itu karena Allah atau mengharapkan sesuatu dari mereka ?
Bila karena Allah maka itulah yang benar . Biarkan Allah yang membalas anda .
Sebaliknya bila mengharapkan simpati dan empati mereka disinilah kesalahan besar anda. Maka jangan kaget bila anda di mata masyarakat setelah anda turun dari jabatannya , akan menjadi sampah masyarakat .
Terutama kepada mereka yang mengaku tugasnya sebagai abdi pelayanan masyarakat. Sungguh banyak di antara mereka setelah pensiun , tidak punya teman sama sekali .
Bila ada kumpul - kumpul, begitu dia datang , lalu semuanya membubarkan diri satu demi satu dengan alasan itu dan ini .
Apakah dengan hal seperti ini hati tidak merasa sakit ?
Saat keluarganya ada yang sakit tidak ada yang menengok satupun dari masyarakat tetangga yang tinggal di dekat rumahnya .
Bayangkan hidup di dunianya saja dia sudah tersiksa dan hina . Apalagi kelak di akhirat , itu akan lebih berat dari apa yang dirasakannya saat ini .
Semoga ini bermanfaat .
Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar