Senin, 26 Maret 2018

26. PESAN UNTUK MU’ADZ BIN JABAL .


Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh .

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Dari Mu’adz bin Jabal , bahwa Rasulullah saw bersabda kepadanya ketika beliau menguutusnya ke Yaman , “  Janganlah engkau hidup bersenang – senang , karena hamba – hamba Allah itu bukanlah orang – orang yang hidup bersenang – senang “ .

HR Abu Dawud dan Ahmad .

Wahai saudaraku , bila kita merasa senang sekali setelah mendapatkan sesuatu yang bersifat materi , itu hanyalah baru sebatas materi .

Bila kita kecewa hanya gara - gara mencalonkan diri menjadi anggota di pemerintahan , padahal sudah berkorban banyak , baik uang , tenaga dan fikiran . Itu baru sebatas materi .

Sebaliknya bila kita menjadi susah hanya gara – gara materi , misalnya kehilangan sesuatu atau apa yang dinginkan tidak tercapai , itu baru sebatas materi .

Sesungguhnya ketentuan kita ditentukan dengan apa yang di luar diri kita  , bukannya apa yang terdapat dalam diri kita .

Oleh karena itu wajarlah  kalau kita akan sulit meraih kebahagiaan .  Kenapa bisa sulit ?

Karena sebelumnya belum penah menanam . Menanam apaan ? Kebaikan terhadap semua orang sehingga orang merasa simpatik dan empati terhadap kita .

Kita melakukan sesuatu itu karena ada yang diharapkan oleh mereka , bukannya harapan dari Allah .

Disinilah letak sebagian besar kesalahan para calon pemmpin di masa sekarang .

Akhirnya setelah jadi pemimpin , mereka sudah melupakan kepada siapa yang telah memberikan bantuan terhadapnya .

Lalu apa balasan mereka setelah itu, banyak diantara mereka mengkritik, menghujat , mencemooh dan lain sebagainya . Sampai terkadang menodai nama baiknya .

Kebahagiaan bukan terletak pada seberapa banyak [ dari materi ] yang kita peroleh , akan tetapi terletak pada seberapa banyak yang kita berikan .

Jadi sudah berapa banyakkah kita memberi sesuatu [ materi ]  terhadap orang lain ?

Apakah yang kita lakukan itu karena Allah atau mengharapkan sesuatu dari mereka ?

Bila karena Allah maka itulah yang benar . Biarkan Allah yang membalas anda .

Sebaliknya bila mengharapkan simpati dan empati mereka disinilah kesalahan besar anda.  Maka jangan kaget bila anda di mata masyarakat setelah anda turun dari jabatannya , akan menjadi sampah masyarakat .

Terutama kepada mereka yang mengaku tugasnya sebagai abdi pelayanan masyarakat.  Sungguh banyak di antara mereka setelah pensiun , tidak punya teman sama sekali .

Bila ada kumpul - kumpul, begitu dia datang , lalu semuanya membubarkan diri satu demi satu dengan alasan itu dan ini . 
Apakah dengan hal seperti ini hati tidak merasa sakit  ?

Saat keluarganya ada yang sakit tidak ada yang menengok satupun dari masyarakat tetangga yang tinggal di dekat rumahnya .

Bayangkan hidup di dunianya saja dia sudah tersiksa dan hina . Apalagi kelak di akhirat , itu akan lebih berat dari apa yang dirasakannya saat ini .

Semoga ini bermanfaat .

Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

461 . BAGI YANG ISLAM. TAK DIBACA SAYANG.

Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaath. Bismillaahirrahmaanirrahiim. Selepas Malaikat Israfil meniup sangkakala (bentuknya ...