Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh .
Bismillaahirrahmaanirrahin .
Wahai saudaraku bagaimana kita bisa mencintai Nabi Muhammad saw dimana sebanyak 17 kali diucapkan di dalam shalat , kalau kita belum mengenal pribadinya .
Ada peribahasa , tak kenal maka tak sayang . Oleh karena itu uraian berikut ini mudah - mudahan bisa dijadikan salah satu cara untuk lebih mencintai beliau dari sebelumnya .
Nabi Muhammad saw adalah seorang Rasul yang telah
dipilih oleh Allah.
Beliau adalah seorang manusia biasa yang sudah terpilih
oleh Allah, dan beliau adalah merupakan manusia pilihan atas izin Allah.
Sebagai seorang pemimpin dunia yang hubungan dengan Allah sangat dekat. Mungkin
anggapan kita segalanya akan diistimewakan, diprioritas utamakan dan paling
utama.
Akan tetapi ternyata dugaan kita itu sungguh salah besar. Beliau juga
sama dengan kita, mengalami ujian dan cobaan dari Allah. Allah menguji setiap
hambaNya itu disesuaikan dengan kadar kesanggupannya masing-masing.
Dia tidak
mungkin memberikan ujian dan cobaan itu melebihi kemampuan hambaNya.
Itulah
salah satu tanda-tanda kebesaran Allah yang disebut Maha Adil. Dia tidak akan
merugikan hambaNya sedikitpun.
Dia tidak akan menzalimi hambaNya sedikitpun,
bahkan Dia berbuat sebaliknya, namun kita sebagai hambaNya kurang menyadari hal
itu. Dan hampir rasa syukur itu tidak ada. Yang ada hanya tuntutan melulu.
Karena Muhammad saw itu sebagai pemimpin
dunia, maka setiap prilakunya, ucapannya dari hal-hal yang terkecil sampai yang
terbesar, bisa kita jadikan suri tauladan buat kita semua.
Untuk mengenal lebih
dekat lagi siapakah Muhammad saw itu maka berikut ini kami ambil sebagian dari
apa yang dialaminya selama beliau malang melintang berada di dunia.
Nabi Muhammad saw itu pernah dilempari kotoran
unta oleh orang-orang kafir Makkah, kedua kaki beliau dicederai dan wajah
beliau dilukai.
Bagi yang merasa dekat dengan beliau otomatis menjadi marah,
dan akan membalas perbuatan mereka, namun beliau melarangnya. Apa yang beliau
ucapkan ?
“ Wahai sahabatku yang masih setia kepadaku janganlah kalian
perbuatan buruk mereka dibalas dengan perbuatan buruk ,yang merupakan perbuatan
setan, akan tetapi biarkan saja mereka,
walaupun mereka telah berbuat buruk
kepadaku, kita serahkan saja hukumannya Allah yang menentukan, sebaiknya kita
balas dengan kebaikan yaitu
kita doakan mereka agar menjadi sadar, andaikan
mereka tetap seperti itu, mudah2an anak keturunannya akan lebih baik lagi dari
mereka,
kasihan mereka juga sama-sama hamba Alah “ Itulah ucapan beliau. Apakah
para pemimpin sekarang bisa berbuat seperti itu ?
Beliau ( Nabi Muhammad saw ) pernah dikepung dalam
suatu kaum beberapa lama hingga beliau hanya dapat makan dedaunan apa
adanya saja.
Tapi beliau rela menerima kejadian itu dengan ikhlas demi untuk
Allah, demi untuk tegaknya agama Allah, bukan demi kepentingan pribadi ataupun
golongan atau kaumnya.
Apakah pemimpin sekarang bisa lebih memikirkan rakyatnya
atau bawahannya, ketimbang mengutamakan dirinya sendiri atau golongannya
sendiri ?
Beliau ( Nabi Muhammad ) pernah diusir dari
Makkah, gerahamnya pernah dipukul hingga retak, kehormatan isterinya
dicemarkan, dan 70 sahabatnya terbunuh.
Bahkan beliau pernah mengikatkan batu
di perutnya untuk menahan lapar Sungguh sangatlah beratnya berjuang demi untuk
Allah, pengorbanan beliau , keluarga dan badannya menjadi korban kezaliman
orang-orang kafir.
Apakah para pemimpin sekarang mau berkorban demi tanah air
Indonesia, demi Ibu pertiwi Indonesia yang telah memberikan segala kekayaannya
untuk manusia Indonesia ?
Padahal yang diminta Ibu Pertiwi itu manfaatkanlah
segala apa yang ada padaku, tapi bukan untuk memperkaya diri atau golongannya,
akan tetapi untuk kebaikan umat manusia Indonesia hususnya, dan dunia pada
umumnya.
Sudahkah para pemimpin yang dahulu dan yang sekarang berbuat seperti
itu ? Hal itu bisa dilihat dengan mata dari bukti-bukti yang ada .
Karena beliau ( Muhammad ) itu seorang manusia,
berarti semua keluarganya juga manusia.
Beliau berpesan kepada para sahabatnya
pada saat putera beliau meninggal dan juga pada saat putri2 beliau meninggal
yaitu,
“ Aku telah berpesan kepada keluargaku bahwa janganlah kalian berbangga
diri karena ada kaitan darah atau keturunan denganku karena hal itu tidak
menjamin kehidupannya.
Baik buruknya kalian yang menentukan adalah kalian
sendiri, amal perbuatan kalian sendiri, bukan karena keturunan dari aku “
Coba
lihat manusia sekarang ini ,masih banyak yang membanggakan keturunan,
membanggakan jabatannya bahkan menyalah gunakannya.
Apabila seorang Kyai
anaknya menjadi Kyai lagi ,itu biasa, akan tetapi apabila perbuatannya misalnya
judi, mabok khamar itu luar biasa.
Apabila anak seorang pejabat prilakunya disiplin,
hormat kepada orang lain, itu biasa. Akan tetapi apabila prilakunya
ugal-ugalan, meremehkan atau memandang rendah orang lain, ini baru luar biasa.
Apabila seorang guru anaknya pandai, itu biasa. Akan tetapi apabila anaknya
guru bodoh, sering bolos, malas , wah itu baru sangat luar biasa dst.
Dan hal
ini coba kita lihat di kalangan masyarakat apakah seperti yang diuraikan di
atas masih ada atau tidak ada . Mudah2an sih tidak seperti itu.
Nabi Muhammad pernah dituduh sebagai orang
gila.
Makanya Allah berfirman, Dia menyatakan bahwa sungguh Muhammad itu bukan
orang gila.
Beliau pernah dituduh sebagai seorang penyair , bukan penyampai
wahyu Allah, pernah juga dituduh dukun , karena ada yang minta tolong
kepadanya, kebetulan Allah meridoi yang sakit jadi sembuh.
Kemudian beliau
pernah dituduh sebagai pembohong, karena apa yang disampaikannya itu banyak
yang tidak bisa diterima oleh akal mereka, karena pola fikir mereka memang
sempit,
apalagi kalau beliau menceritakan tentang hal-hal gaib seperti
kematian, pertanyaan dalam kubur siksa dan nikmat kubur, hari kebangkitan, hari
hisab,
terus adanya mizan atau timbangan, sirothol mustaqim, surga neraka,
siksa dan nimmat, semuanya itu membikin mereka pusing, jadi semua itu
dianggapnya hanya bualan saja.
Bagaimanakah para pemimpin sekarang apakah
mereka lebih banyak turun ke bawah, atau lebih banyak duduk-duduk di belakang
meja.
Itulah ujian dan cobaan yang pernah dialami
beliau, dan masih banyak lagi cobaan2 lainnya, mudah2an uraian di atas bukannya
untuk mematikan semangat memimpin, akan tetapi paling tidak bisa dijadikan
barometer.
Apa yang aku alami sekarang ini tidak seberat apa yang dialami
Rasulullah. Tidak usah jauh-jauh, coba bandingkan para pemimpin yang telah
mendahului kita dipanggil oleh Yang Maha Kuasa, lebih besar mana pengorbanannya
dibandingkan para pemimpin sekarang.
Kami kira untuk pembangunan fisik bisa
nampak, namun pembangunan moral, pembenahan akhlak sangatlah jauh, sangat
timpang yang dampaknya prilaku mereka itu seperti bukan manusia lagi bahkan
lebih rendah daripada binatang , walaupun tidak semuanya seperti itu.
Orang
zaman dahulu itu sopan2, mereka bisa menentukan sikap bagaimana jika berbicara
dengan yang lebih muda, bagaimana jika bicara dengan yang seusia dan bagaimana
jika bicara dengn orang yang lebih tua.
Walaupun tidak semuanya rusak, pasti
ada sebagian yang masih menggunakan petata-petiti, unggah – ungguh, sopan
santun, budi pekerti, namun boleh dibilang bisa dihitung dengan jari.
Semoga uraian ini bisa membangunkan hati kita
yang telah lama tertidur, atau bisa membukakan hati kita yang telah lama
terkunci, untuk menyadari siapakah kita ini, kita ini sebagai warga negara mana
?
Tinggal dimana ? Janganlah kita menuntut negara ini telah memberikan apa
kepada kita, akan tetapi dibalik , apakah yang sudah kita berikan terhadap
negara ini ?
Semoga bermanfaat .
Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar