Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh .
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Dari Aisyah ra , dia
berkata ,
“ Rasulullah saw pernah membeli makanan dari seorang Yahui dengan
pembayaran di belakang , dan beliau menyerahkan tameng [ sebagai jaminan ]
kepadanya “ .
HR Bukhari dan Ahmad.
Rasulullah saw mulakukan
itu adalah memberikan contoh , di dalam pergaulan semua manusia dianggap sama ,
Tidak harus orang Muslim harus berbelanja hanya kepada Muslim .
Iya kalau yang
dibutuhkannya itu ada , kalau tidak ada dan adanya pada non Muslim.
Apakah orang
yang bekerja di non Muslim , lalu upahnya dianggap tidak sah ? Tidak seperti itu .
Seharusnya kita merasa
malu kepada Rasulullah saw hanya membeli makanan saja karena tidak ada uang {
zaman sekarang itu adalah BON ]
sampai memberikan jaminan segala dengan apa
yang dia punya , walaupun itu merupakan harta benda kesayangannya yang sering
digunakan untuk perang .
Kebanyakan di antara kita
belum pernah untuk bon kebutuhan makanan
saja sampai memberikan jaminan barang berharga yang kita milik .
Bahkan bila Bon berjumlah
Rp. 200.000 , bayar Rp. 150.000 , masih hutang Rp.50.000 , kemudian esoknya
berhutang lagi.
Padahal bila harus
dilunasi itu uangnya ada. Alasannya untuk membeli kebutuhan lainnya . Ini merupakan suatu kezaliman .
kemudian berpindah hutang kepada fulan yang lain , setelah jumlahnya besar pindah lagi ke yang
baru , sedangkan hutang – hutang yang sebelumnya belum dibayar .
Ini adalah
benar benar penipuan . Karena telah menyalah gunakan kepercayaan yang telah
diberikan kepadanya .
Zaman sekarang itu aneh orang yang tidak mau bon , kok dipaksa supaya bon , alasannya untuk kelancaran pekerjaan , dan kemudahan dalam komunikasi dengan yang lain yaitu kredit motor , mobil , prbot rumah tangga dll.
Dan yang ditawarinya mau saja , urusan bayar gimana nanti, ternyata baru setengah perjalanan gak mampu bayar , barang ditarik kembali oleh toko, uang yang sudah masuk dianggap hilang .
Perhatikan oleh anda, menjamurnya kreditan itu saat ekonomi sedang susah , harga barang - barang serba mahal, nilai uang rupiah tidak ada harganya [ lagi anjlog ] .
Intinya adalah supaya para nasabah supaya gak mampu bayar , disitulah keuntungan pedagang , barang kembali , uang dapat .
Semoga ini jadi bahan renungan untuk kita semua .
Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar